Laman

Sabtu, 23 Juli 2011

AWAS!!!FITNAH WANITA

Allah Ta’ala berfirman:
ﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ َﻥﻮُﻣﺍَّﻮَﻗ ُﻝﺎَﺟِّﺮﻟﺍ
“Laki-laki adalah pengayom bagi para wanita.”
(QS. An-Nisa`: 34)
Dari Usamah bin Zaid radhiallahu anhu dari Nabi
shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
ِﺀﺎَﺴِّﻨﻟﺍ َﻦِﻣ ِﻝﺎَﺟِّﺮﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ َّﺮَﺿَﺃ ًﺔَﻨْﺘَﻓ ﻱِﺪْﻌَﺑ ُﺖْﻛَﺮَﺗ ﺎَﻣ
“Aku tidak meninggalkan satupun fitnah
sepeninggalku yang lebih membahayakan para
lelaki kecuali para wanita.” (HR. Al-Bukhari no.
5096 dan Muslim no. 2740)
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dari
Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau
bersabda:
َّﻥِﺇ ﺎﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ٌﺓَﻮْﻠُﺣ ٌﺓَﺮِﻀَﺧ َّﻥِﺇَﻭ َﻪﻠﻟﺍ ْﻢُﻜُﻔِﻠْﺨَﺘْﺴُﻣ
ﺎﻬْﻴِﻓ ُﺮُﻈْﻨَﻴَﻓ َﻒْﻴَﻛ َﻥْﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ. ﺍﻮُﻘَّﺗﺎَﻓ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ
ﺍﻮﻘَّﺗﺍَﻭ َﺀﺎﺴِّﻨﻟﺍ, َّﻥﺈَﻓ َﻝَّﻭَﺃ ﺔَﻨْﺘِﻓ ﻲِﻨَﺑ َﻞْﻴِﺋﺍَﺮْﺳِﺇ
ِﺀﺎﺴِّﻨﻟﺍ ﻲِﻓ ْﺖَﻧﺎَﻛ
“Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau dan
sesungguhnya Allah menjadikan kalian penguasa
di atasnya lalu Dia memperhatikan apa yang
kalian perbuat. Karenanya takutlah kalian kepada
(fitnah) dunia dan takutlah kalian dari (fitnah)
wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama
(yang menghancurkan) Bani Israil adalah dalam
masalah wanita.” (HR. Muslim no. 2742)
Penjelasan ringkas:
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
Ayat di atas menjelaskan bahwa kecintaan kepada
wanita adalah hal yang fitrah dan bersifat alami.
Karenanya bukan hal yang terlarang seorang lelaki
mencintai dan menyukai wanita selama
kecintaannya adalah kecintaan yang syar’i,
diwujudkan dalam wujud yang syar’i, dan
kecintaan tersebut tidak mengganggu ibadahnya
kepada Allah Ta’ala.
Hanya saja, tatkala realita kecintaan kepada wanita
-sejak dahulu sampai sekarang- menjadi salah
satu sebab terbesar yang membahayakan agama
setiap lelaki, maka Allah dan Rasul-Nya
memperingatkan akan fitnah yang satu ini. Nabi
shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa
fitnah wanita ini tidak hanya menimpa dan
membahayakan umat ini, tapi sungguh dia telah
menghancurkan umat-umat terdahulu yang lebih
kuat dibandingkan mereka yaitu Bani Israil. Dan
juga beliau shallallahu alaihi wasallam
mengabarkan bahwa dari semua fitnah yang
membahayakan kaum lelaki seperti harta,
kekuasaan, dan wanita, yang paling
menghancurkan dirinya adalah wanita. Banyak
orang yang bisa menjaga dirinya dari fitnah harta,
banyak juga orang yang tidak mau dengan
kekuasaan, tapi sangat sedikit sekali orang yang
bisa menolak wanita, karenanya dia merupakan
fitnah yang terbesar.
Karenanya wajib atas setiap lelaki yang
mempunyai wanita dalam tanggungannya, baik
istrinya atau anaknya atau saudarinya atau
selainnya untuk menjaga dan mengawasi
tanggungannya tersebut. Jangan sampai mereka
merusak dirinya dan juga merusak orang lain.
Karena mereka bisa menyebarkan fitnah kemana-
mana dan merusak masyarakat jika tidak dijaga
dengan baik. Berduaan dengannya adalah fitnah,
bercambur baur dengan mereka adalah fitnah,
keluarnya dia dari rumahnya tanpa keperluan
adalah fitnah, menuruti semua yang mereka
minta adalah fitnah, keluar dengan berdandan
adalah fitnah, dan selainnya. Karenanya
hendaknya setiap lelaki bertakwa kepada Allah
atas amanah yang dibebankan kepada mereka.

Jumat, 22 Juli 2011

20 SIFAT ALLOH YG WAJIB KITA KETAHUI PAGE III

“Allah lah Yang meninggi-kan langit tanpa
tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia berse-mayam di atas `Arsy,
dan menundukkan matahari dan bulan.
Masing-masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini
pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar
Ra’d:2]
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” [Ali Imron:191]
Artikel lengkap tentang Bukti Tuhan itu Ada dapat
anda lihat di www.media-islam.or.id
Hikmah: Kunci Iman menyembah Allah. Kalau
orang tidak mempercayai Allah itu ada, maka dia
adalah Atheist. Tidak mungkin bisa ikhlas dan
khusyu’ menyembah Allah.
2. Qidam (Terdahulu)
Allah itu Qidam (Terdahulu). Mustahil Allah itu
Huduts (Baru).
“Dialah Yang Awal …” [Al Hadiid:3]
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Allah
yang menciptakan langit, bumi, serta
seluruh isinya termasuk tumbuhan,
binatang, dan juga manusia.
“Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu,
Pencipta segala sesuatu..?” [Al Mu'min:62]
Oleh karena itu, Allah adalah awal. Dia sudah ada
jauh sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang,
dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Tuhan
itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya
ada.
Sebagai contoh, tidak mungkin lukisan Monalisa
ada lebih dulu sebelum pelukis yang melukisnya,
yaitu Leonardo Da Vinci. Demikian juga Tuhan.
Tidak mungkin makhluk ciptaannya muncul lebih
dulu, kemudian baru muncul Tuhan.
3. Baqo’ (Kekal)
Allah itu Baqo’ (Kekal). Tidak mungkin Allah itu
Fana’ (Binasa).
Allah sebagai Tuhan Semesta Alam itu hidup
terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk
ciptaannya. Jika Tuhan itu Fana’ atau mati,
bagaimana nasib ciptaannya seperti manusia?
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang
hidup (kekal) Yang tidak mati…” [Al Furqon
58]
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [Ar
Rahman:26-27]
Karena itu jika ada “Tuhan” yang wafat atau mati,
maka itu bukan Tuhan. Tapi manusia biasa.
Hikmah: Jika kita mencintai Allah yang Maha Kekal
dan selalu ada dan menjadikanNya teman serta
pelindung, niscaya kita akan tetap sabar meski
kehilangan segala yang kita cintai.
4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (Tidak
Serupa dengan MakhlukNya)
Allah itu berbeda dengan makhlukNya
(Mukhollafatuhu lil hawaadits). Mustahil Allah itu
sama dengan makhlukNya (Mumaatsalaatuhu lil
Hawaadits). Kalau sama dengan makhluknya
misalnya sama lemahnya dengan manusia,
niscaya “Tuhan” itu bisa mati dikeroyok atau
disalib oleh manusia. Mustahil jika “Tuhan” itu
dilahirkan, menyusui, buang air, tidur, dan
sebagainya. Itu adalah manusia. Bukan Tuhan!
Allah itu Maha Besar. Maha Kuasa. Maha Perkasa.
Maha Hebat. Dan segala Maha-maha yang bagus
lainnya.
“…Tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan Dia…” [Asy Syuura:11]
Misalnya sifat “Hidup” Allah beda dengan sifat
“Hidup” makhluknya. Allah itu dari dulu,
sekarang, kiamat, dan hingga hari akhirat nanti
tetap hidup. Sebaliknya makhluknya seperti
manusia dulu mati (tidak ada). Setelah itu baru
dilahirkan dan hidup. Namun itu pun hanya
sebentar. Paling lama 1000 tahun. Setelah itu mati
lagi dan dikubur. Jadi meski sekilas sama, namun
sifat “Hidup” Allah beda dengan makhlukNya.
Demikian juga dengan sifat lain seperti “Kuat.”
Allah selalu kuat dan kekuatannya bisa
menghancurkan alam semesta. Sementara
manusia itu dulu ketika bayi lemah dan ketika
mati juga tidak berdaya. Saat hidup pun jika kena
tsunami atau gempa apalagi kiamat, dia akan
mati.
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan
sendirinya)
Allah itu Qiyamuhi Binafsihi (Berdiri dengan
sendirinya). Mustahil Allah itu Iftiqoorullah
(Berhajat/butuh) pada makhluknya.
“.. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.” [Al ‘Ankabuut:6]
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah
Yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan
Dia bukan pula hina yang memerlukan
penolong dan agungkanlah Dia dengan
pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al
Israa’ 111]
Di dunia ini, semua orang saling membutuhkan.
Bahkan seorang raja pun butuh penjahit pakaian
agar dia tidak telanjang. Dia butuh pembuat
bangunan agar istananya bisa berdiri. Dia butuh
tukang masak agar bisa makan. Dia butuh
pengawal agar tidak mati dibunuh orang. Dia
butuh dokter jika dia sakit. Saat bayi, dia butuh
susu ibunya, dan sebagainya.

Kamis, 21 Juli 2011

20 SIFAT ALLOH YG WAJIB KITA KETAHUI PAGE II

“Allah lah Yang meninggi-kan langit tanpa
tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia berse-mayam di atas `Arsy,
dan menundukkan matahari dan bulan.
Masing-masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini
pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar
Ra’d:2]
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” [Ali Imron:191]
Artikel lengkap tentang Bukti Tuhan itu Ada dapat
anda lihat di www.media-islam.or.id
Hikmah: Kunci Iman menyembah Allah. Kalau
orang tidak mempercayai Allah itu ada, maka dia
adalah Atheist. Tidak mungkin bisa ikhlas dan
khusyu’ menyembah Allah.
2. Qidam (Terdahulu)
Allah itu Qidam (Terdahulu). Mustahil Allah itu
Huduts (Baru).
“Dialah Yang Awal …” [Al Hadiid:3]
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Allah
yang menciptakan langit, bumi, serta
seluruh isinya termasuk tumbuhan,
binatang, dan juga manusia.
“Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu,
Pencipta segala sesuatu..?” [Al Mu'min:62]
Oleh karena itu, Allah adalah awal. Dia sudah ada
jauh sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang,
dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Tuhan
itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya
ada.
Sebagai contoh, tidak mungkin lukisan Monalisa
ada lebih dulu sebelum pelukis yang melukisnya,
yaitu Leonardo Da Vinci. Demikian juga Tuhan.
Tidak mungkin makhluk ciptaannya muncul lebih
dulu, kemudian baru muncul Tuhan.
3. Baqo’ (Kekal)
Allah itu Baqo’ (Kekal). Tidak mungkin Allah itu
Fana’ (Binasa).
Allah sebagai Tuhan Semesta Alam itu hidup
terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk
ciptaannya. Jika Tuhan itu Fana’ atau mati,
bagaimana nasib ciptaannya seperti manusia?
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang
hidup (kekal) Yang tidak mati…” [Al Furqon
58]
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [Ar
Rahman:26-27]
Karena itu jika ada “Tuhan” yang wafat atau mati,
maka itu bukan Tuhan. Tapi manusia biasa.
Hikmah: Jika kita mencintai Allah yang Maha Kekal
dan selalu ada dan menjadikanNya teman serta
pelindung, niscaya kita akan tetap sabar meski
kehilangan segala yang kita cintai.
4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (Tidak
Serupa dengan MakhlukNya)
Allah itu berbeda dengan makhlukNya
(Mukhollafatuhu lil hawaadits). Mustahil Allah itu
sama dengan makhlukNya (Mumaatsalaatuhu lil
Hawaadits). Kalau sama dengan makhluknya
misalnya sama lemahnya dengan manusia,
niscaya “Tuhan” itu bisa mati dikeroyok atau
disalib oleh manusia. Mustahil jika “Tuhan” itu
dilahirkan, menyusui, buang air, tidur, dan
sebagainya. Itu adalah manusia. Bukan Tuhan!
Allah itu Maha Besar. Maha Kuasa. Maha Perkasa.
Maha Hebat. Dan segala Maha-maha yang bagus
lainnya.
“…Tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan Dia…” [Asy Syuura:11]
Misalnya sifat “Hidup” Allah beda dengan sifat
“Hidup” makhluknya. Allah itu dari dulu,
sekarang, kiamat, dan hingga hari akhirat nanti
tetap hidup. Sebaliknya makhluknya seperti
manusia dulu mati (tidak ada). Setelah itu baru
dilahirkan dan hidup. Namun itu pun hanya
sebentar. Paling lama 1000 tahun. Setelah itu mati
lagi dan dikubur. Jadi meski sekilas sama, namun
sifat “Hidup” Allah beda dengan makhlukNya.
Demikian juga dengan sifat lain seperti “Kuat.”
Allah selalu kuat dan kekuatannya bisa
menghancurkan alam semesta. Sementara
manusia itu dulu ketika bayi lemah dan ketika
mati juga tidak berdaya. Saat hidup pun jika kena
tsunami atau gempa apalagi kiamat, dia akan
mati.
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan
sendirinya)
Allah itu Qiyamuhi Binafsihi (Berdiri dengan
sendirinya). Mustahil Allah itu Iftiqoorullah
(Berhajat/butuh) pada makhluknya.
“.. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.” [Al ‘Ankabuut:6]
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah
Yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan
Dia bukan pula hina yang memerlukan
penolong dan agungkanlah Dia dengan
pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al
Israa’ 111]
Di dunia ini, semua orang saling membutuhkan.
Bahkan seorang raja pun butuh penjahit pakaian
agar dia tidak telanjang. Dia butuh pembuat
bangunan agar istananya bisa berdiri. Dia butuh
tukang masak agar bisa makan. Dia butuh
pengawal agar tidak mati dibunuh orang. Dia
butuh dokter jika dia sakit. Saat bayi, dia butuh
susu ibunya, dan sebagainya.

20 SIFAT ALLOH YG WAJIB KITA KETAHUI PAGE I

1.Wujud(ada)

ALLOH itu Wujud dan tidak mungkin/mustahil ALLOH itu 'Adam(tidak ada).

Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar
manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu
kilometer panjangnya. Matahari, keliling
lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer
panjangnya. Matahari, dan 8 planetnya yang
tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung
dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar
100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300
ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar
bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1
galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang
tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama
ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super
Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini
akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe)
yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun
Cahaya!
Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya
baru angka estimasi saat ini, karena jarak
pandang teleskop tercanggih baru sampai 15
Milyar Tahun Cahaya.
Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari
yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya
hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya
baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun
cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita
yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka
hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran
penciptanya.
Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa
Dialah yang menciptakan langit, bintang,
matahari, bulan, dan lain-lain:
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit
gugusan-gugusan bintang dan Dia
menjadikan juga padanya matahari dan
bulan yang bercahaya.” [Al Furqoon:61]
Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan
berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita
tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan
ciptaannya.” Pernyataan bahwa Tuhan itu tidak
ada hanya karena panca indera manusia tidak
bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah
pernyataan yang keliru.
Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau
didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda
itu ada?
Betapa banyak benda langit yang jaraknya
milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya
yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu
sebenarnya ada?
Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan
nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga
manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu
ada? (manusia baru bisa melihatnya jika
meletakkan benda tersebut di bawah mikroskop
yang amat kuat).
Berapa banyak gelombang (entah radio,
elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak
bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada?
Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah
yang terbatas, sehingga tidak mengetahui
keberadaannya.
Kemampuan manusia untuk melihat warna
hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu,
demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat
menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi
dapat membutakan manusia. Demikian pula
suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu
selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang
mampu menghancurkan pendengaran manusia.
Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah
saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi
untuk mengetahui keberadaan Sang Maha
Pencipta!
Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan
raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai
penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu
merah dan radar. Menara kontrol bandara
mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara
tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk
pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot,
sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi,
dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi
di darat, laut, dan udara. Meski ada yang
mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.
Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan
lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun
lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar
tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran
tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau
bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada
rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang
mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha
Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi.
Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang
Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan
tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-
masing benda tersebut. Jika kita sungguh-
sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin
bahwa Tuhan itu ada.
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar
dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang
mengetahui.” [Yunus:5]
“Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang. Dan masing-
masing beredar pada garis edarnya.” [Yaa
Siin:40]
Sungguhnya orang-orang yang memikirkan
alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu
ada:

20 SIFAT ALLOH YG WAJIB KITA KETAHUI

Ilmu Tauhid (Aqidah/Iman) adalah hal yang
paling penting yang harus dipelajari setiap
Muslim. Bahkan harus dipelajari lebih dulu
sebelum kita mempelajari/melakukan ibadah
seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.
Bagaimana kita bisa tergerak untuk melakukan
ibadah jika dalam hati kita tidak ada iman?
Bagaimana kita bisa ikhlas dan khusyuk
beribadah jika kita tidak tahu/tidak yakin akan
Allah dan sifat-sifatNya?
Banyaknya ummat Islam di Indonesia yang
menjadi murtad itu karena mereka nyaris tidak
mempelajari dan meyakini ilmu Tauhid sehingga
akhirnya tidak tahu Sifat-sifat Tuhan yang asli/
sejati. Akhirnya mereka menyembah Tuhan
yang sifatnya berlawanan dari sifat Allah seperti
menyembah 3 Tuhan dan sebagainya.
Pada Ilmu Tauhid ini diasumsikan orang belum
memiliki iman yang kuat kepada Allah, apalagi Al
Qur’an. Oleh karena itu dalilnya pun yang
pertama dipakai adalah dalil Akal/Logika (Aqli).
Setelah beriman, baru dalil Naqli (Al Qur’an)
dikemukakan. Pada ilmu tentang Iman, maka
Akal harus digunakan. Ada pun jika sudah
beriman dan mengenai fiqih misalnya kenapa
kalau kentut bukan (maaf) pantat yang dibasuh,
tapi harus mencuci anggota badan lainnya, maka
dalil Naqli (Al Qur’an dan Hadits) yang harus
dipakai. Pada Tauhid, Aqli harus dipakai. Pada
Fiqih, Naqli yang dipakai.
Karena itulah Allah dalam Al Qur’an juga kerap
menggunakan dalil Akal/Logika kepada kaum
yang kafir atau imannya masih lemah. Hanya
orang yang berakal saja yang dapat pelajaran.
“…Dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal.” [Ali ‘Imran 7]
Allah juga kerap memakai ilmu pengetahuan
seperti penciptaan langit dan bumi sebagai tanda
bagi orang yang berakal:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal” [Ali ‘Imran 190]
“dan pada pergantian malam dan siang dan
hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu
dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi
sesudah matinya; dan pada perkisaran angin
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang berakal.” [Al Jaatsiyah 5]
Lihat ayat Al Waaqi’ah ayat 58 hingga 72. Allah
menggunakan logika kepada manusia (termasuk
kita yang membaca surat tersebut) agar
menggunakan akal kita:
“Maka terangkanlah kepadaku tentang
nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah
yang menciptakannya, atau Kamikah yang
menciptakannya?” [Al Waaqi’ah 58-59]
“Kamukah yang menjadikan kayu itu atau
Kamikah yang menjadikannya?” [Al
Waaqi’ah 72]
Allah menggunakan logika dan perumpamaan-
perumpamaan (Tamtsil/Ibarat) agar orang yang
berakal/berilmu meski dia belum beriman jadi
berfikir dan beriman kepada Allah.
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami
buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang
berilmu.” [Al ‘Ankabuut 43]
Baca juga ayat Al Hasyr 21, Al Kahfi 45, Al Kahfi
54, Ar Ruum 58, Az Zumar 27, dsb. Ada 58 ayat
lebih tentang perumpamaan yang dikenal sebagai
logika analogi.
Contoh perumpamaan itu adalah ayat Al A’raaf
176, Al ‘Ankabuut 41, Al Baqarah 17, Al Baqarah
171, Al Baqarah 261, Al Baqarah 264, dan
sebagainya.
Keliru sekali jika ada orang yang menolak sama
sekali penggunaan dalil Akal atau Logika apalagi
jika itu ditujukan pada orang yang belum atau
masih tipis imannya. Karena itu, banyak orang-
orang yang dulunya kafir, akhirnya masuk Islam.
Bayangkan, bagaimana mungkin orang mau
mempercayai Al Qur’an (firman Allah) jika kepada
Allah saja dia belum beriman? Karena itulah
pendekatan akal digunakan.
Berbagai firman Allah seperti Afalaa Ta’qiluun,
La’allakum Tatafakkaruun, Ulil Albaab merupakan
perintah Allah pada manusia untuk
menggunakan akal atau fikiran termasuk dalam
beragama.
Sifat Allah itu banyak/tidak terhitung. Namun
seandainya ditulis 1 juta, 1 milyar, atau 1 trilyun,
tentu kita tidak akan sanggup mempelajarinya
bukan? Seorang ulama menulis 20 sifat yang
wajib (artinya harus ada) pada Tuhan/Allah. Jika
tidak memiliki sifat itu, berarti dia bukan Tuhan
atau Allah. Minimal kita bisa memahami dan
meyakini 13 dari sifat tersebut agar tidak tersesat.
Setelah itu kita bisa mempelajari sifat Allah lainnya
dalam Ama’ul Husna (99 Nama Allah yang Baik)

Kamis, 14 Juli 2011

WANITA SOLEHAH AINUL MARDIYAH

Wanita Sholehah ainul mardhiyah
"Harta yang paling berharga di dunia adalah
wanita yang solehah." HR Muslim
Ramai manusia menisbahkan kemulian wanita
pada kecantikan semata mata, ada juga yang
menisbahkan kemuliaan mereka pada
kekayaan, dan tidak kurang juga pada
keturunan, tetapi ini semua adalah penilaian
oleh insan yang buta mata hatinya...
Kemuliaan semua makhluk Allah adalah
terletak pada nur taqwa...
Wanita adalah makhluk Allah yang amat
istimewa. Kemuliaan dan keruntuhan sesuatu
bangsa terletak di tangan wanita, walaupun
mereka diselubungi kelemahan, tapi teriakan
mereka mampu merubah segalanya.
Oleh yang demikian, Allah telah menetapkan
hukumnya ke atas mereka; walaupun berat di
pandangan mata si jahil dan ingkar tetapi ia
adalah kemanisan iman yang dicicip oleh
wanita solehah.
Kerana itulah...
Sebagai anak, dia menjadi anak yang
solehah...
Sebagai isteri, dia menjadi isteri yang
menyenangkan dan menenangkan hati
suaminya...
Sebagai ibu, dia akan mendidik anaknya
dengan penuh kasih sayang..dan pastinya
sebagai hamba Allah, dia akan menjadi hamba
yang tunduk dan menyerah diri hanya
kepada-Nya...
Firman Allah dalam surah an-Nisa': 24
"Barangsiapa yang mengerjakan amalan yang
soleh baik lelaki mahupun wanita sedang ia
seorang yang beriman maka mereka itu
masuk ke dalam syurga dan mereka tidak
dianiaya walau sedikitpun."
Dalam Islam wanita amat dihormati dan
dihargai peranannya. Sebagaimana eratnya
hubungan siang dan malam yang saling
melengkapi, begitu juga lelaki dan wanita
diciptakan untuk saling melengkapi. Setiap
lelaki dan wanita memiliki tugas-tugas dan
kewajipan-kewaj ipan yang berlainan, sesuai
dengan fitrah masing-masing. Namun,
matlamat hidup setiap lelaki dan wanita adalah
sama, iaitu mencari redha Allah, Mardhatillah.
Rasulullah s.a.w telah memerintahkan supaya
kaum wanita diperlakukan menurut fitrah ia
dijadikan sebagaimana dalam sabdanya yang
bermaksud...
"Berlaku baiklah terhadap kaum wanita
lantaran mereka diciptakan dari tulang rusuk
yang bengkok adalah bahagian yang teratas,
jika kamu cuba untuk meluruskannya kamu
akan mematahkannya dan jika kamu
membiarkannya ia akan tetap bengkok, maka
berlaku baiklah terhadap kaum wanita kamu."
Al-Bukhary dan Muslim
Nilai wanita bukan terletak pada pakaiannya
yang menonjol, berhias diri untuk
memperlihatkan kecantikannya, tetapi
hakikatnya ialah pada kesopanan, rasa malu
dan keterbatasan dalam pergaulan. Wanita
solehah itu adalah wanita yg tegar menjaga
maruahnya,serta apa yang lahir dari dirinya,
dari hujung rambut hingga hujung kaki,
termasuklah wajahnya, suaranya, senyum
tawanya, jalannya,tulisa nnya hatta namanya
sekalipun, wajahnya bukan aurat,tapi ada
kalanya ia menjadi aurat. Dalam mazhab syafie
ada khilafnya..berd asarkan ayat dalam surah
an-Nur,30.
Allah melarang wanita beriman menunjukkan
perhiasannya,ke cuali apa yang telah zahir
daripadanya.
Ulama Syafie berpendapat makna "apa yang
zahir daripadanya" adalah muka dan tapak
tangan, tetapi bagi wajah yang boleh
mengundang fitnah, ia tetap menjadi aurat,
wanita yang khuatir wajahnya boleh
melalaikan lelaki yang memandangnya pasti
akan menganggapnya sebagai aurat, lalu
mengenakan purdah pada wajahnya,
mungkin berat bagi wanita bergelar remaja
untuk mengamalkannya, tapi cukuplah dengan
tidak terlalu menonjolkan diri mereka di
hadapan ajnabi atau tidak menjadikan wajah
mereka sebagai paparan umum seperti
friendster, facebook dan lain-lain.
Suaranya bukan aurat, tapi ada kalanya ia
menjadi aurat. Wanita yang memahami erti
kesolehan tidak akan melembutkan suaranya
di hadapan ajnabi, kerna memahami perintah
Allah s.w.t padanya dalam surah al-Ahzab
ayat: 33."
Maka janganlah kamu melemah lembutkan
suara dalam bebicara sehingga bangkit nafsu
orang yang ada penyakit hatinya".
Jadi, bertegaslah apabila berurusan dengan
lelaki ajnabi, pergaulan yang betul telah Allah
ajarkan melalui kisah dua orang puteri Nabi
Syuib. Bagaimana mereka ketika ingin
memberi minum haiwan ternakan, mereka
dapati ramai pengembala di sumur. Hajat
mereka tidak kesampaian. Nabi Musa a.s telah
mengambil alih tugas mereka memberi
minum kepada binatang ternak mereka,
apabila selesai memberi minum haiwan
ternakan tersebut, salah seorang daripada
puteri tersebut mendatangi Nabi Musa a.s
dengan keadaan malu untuk menyampaikan
pesanan ayahnya menjemput Nabi Musa a.s
ke rumahnya.(surah al-Qasas: 23-25)
Daripada peristiwa ini, Allah menggambarkan
wanita solehah itu adalah wanita yang tidak
memdedahkan dirinya pada pandangan
umum. Apabila ia berurusan dgn lelaki ajnabi,
maka ia akan tunduk dan melahirkan rasa
malu.
Berurusanlah dengan ajnabi tanpa
mendatangkan keadaan khalwat(berdua-
duaan). Khalwat paling mudah berlaku dalam
hubungan cinta terlarang. Khalwat juga adalah
bunga-bunga perzinaan. Berbual-bual di
telefon atau s.m.s antara lelaki dan wanita
kerana dasar cinta terlarang juga dikira sebagai
khalwat kerana ia berlaku secara berdua -
duaan..fikirkan lah.
Saidina Umar r.a berkata, "Aku lebih rela
berjalan di belakang seekor singa daripada
berjalan di belakang seorang wanita".Seorang
wanita solehah tidak akan membiarkan lelaki
berjalan di belakangnya, kerna ia faham seribu
satu fitnah boleh timbul daripada keadaan
tersebut. Bagaimana pula keadaan wanita yang
tidak melabuhkan jilbabnya apabila lelaki
berjalan di belakangnya?. Maka, labuhkanlah
tudung mu sehingga menutup juyub(tulung
rusuk paling bawah) dan menutup punggung.
Ketahuilah bahwa pada pagi hari perintah
berjilbab diwahyukan kepada Rasulullah
saw,seorang sahabiyah yang masih tidak tahu
tentang wahyu tersebut telah keluar dari
rumahnya tanpa jilbab, seseorang telah
menegurnya,"men gapa engkau tidak berjilbab,
adakah engkau tidak tahu tentang perintah
memakainya?". Lalu wanita tersebut berhenti
melangkah dan menyuruh seseorang
mengambil jilbabnya, beliau berkata, "aku tidak
mahu selangkah pun aku berjalan dalam
keadaan melanggari perintah Allah swt".
Diriwayatkan juga ketika peristiwa Fathul
makkah, Hindun datang berjumpa Rasulullah
untuk memeluk Islam dalam keadaan
berjilbab. Beliau telah siap menunaikan
perintah Allah walaupun belum memeluk
Islam.
Hari ini apa yang terjadi pada wanita Islam,
bertahun-tahun belajar Islam tetapi masih tiada
kekuatan untuk mengamalkannya. ..
Wanita solehah juga tidak berpergian (keluar
rumah) melainkan urusan yang
mustahak.Keluar nya wanita dari rumah
hendaklah ditemani muhrimnya. Para
sahabiyah r.a tidak keluar dari rumah mereka
sehinggakan mereka tidak hafal jalan -jalan di
kampung mereka. Apa yang mereka hafal
hanyalah jalan-jalan menuju syurga Allah.
Oleh itu, mereka telah menghantar suami dan
anak anak mereka ke syurga melalui jalan
pintas, dengan berjihad dan syahid di jalan
Allah... Keluarnya wanita dari rumah
menyebabkan terbinalah papan-papan iklan
maksiat. Ini sangat menguntungkan musuh
Islam. Wanita kita hari ini melariskan produk
keluaran mereka dengan mendedahkan
maruah mereka pada pandangan umum.
Aku bangga apabila ditanya pada seorang
muslimah, "dimana tempat membeli belah
paling besar di kota ini?". sedang ia menjawab,
"saya tidak tahu". Seorang wanita solehah juga
tidak bertabarruj (berhias diri yang berlebihan).
firman Allah swt:
"Janganlah kamu berhias diri sepertimana
berhias diri perempuan jahiliyah".(sur ah al-
Ahzab_33)
ya,memang benar...Islam itu mudah, tapi
kemuliaan Islam itu selalu mengiringi mereka
yang tidak mengambil mudah terhadap Islam,
dalam satu hadith dalam kitab hadith 40,
Rasulullah s.a.w bersabda,
"Kebaikan itu adalah akhlak yang baik, dan
dosa itu adalah apa yang bergetar di hati
kamu, dan kamu takut perbuatan itu dilihat
orang
Wanita solehah itu adalah wanita yang
menjaga pandangannya, kerna ia adalah
perintah dari Allah (an-Nur,30-31), ia tidak akan
mengizinkan dirinya untuk memandang atau
dipandang lelaki ajnabi pandangannya sentiasa
tertunduk ke bumi,lantaran sifat malu kepada
tuhannya untuk berbuat kemungkaran atau
mencetuskan kemungkaran. Tundukkanlah
pandanganmu, ibarat mencari sesuatu yang
hilang. Ketahuilah, kelak di dalam kubur
manusia yang tidak menjaga pandangannya
akan diajar oleh syuja'ul aqro, sekali ia
menghembuskan bisanya ke bumi, maka
sehelai rumput pun tidak akan tumbuh, dan di
hari kiamat, dia akan dibangkitkan dalam
keadaan buta.
Wanita solehah itu adalah wanita yang selalu
menjaga pendengarannya daripada sesuatu
yang melalaikan,umpa tan dan cacian, wanita
yang menjaga pendengarannya di dunia,
maka di syurga kelak dia akan dapat
mendengar suara Nabi Daud a.s membaca
kitab Zabur, di mana sungai pun akan berhenti
mengalir kerna kemerduan suaranya.
Dia akan dapat mendengar Rasulullah saw
membacakan surah Yasin dan Toha.
Dan di hari puncak segala kebahagiaan untuk
penghuni syurga, iaitu di kala melihat wajah
Allah swt,Allah swt akan membacakan
untuknya surah arRahman...Masy aAllah